AKU DAN TOKOH IDOLA KU
AYAHKU
IDOLAKU
Tuhan tolonglah..
Sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji..tak kan hianati pintanya
Ayah dengarlah …
Betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu
Lagu
ada band masih terdengar indah di telingaku dari aplikasi youtube, tiada bosan
aku mendengarkan lagu tentang sosok ayah. Begitu banyak kenangan terpatri dalam
ingatanku bersama ayah. Masrur namanya, sosoknya terlihat garang bagi yang
belum mengenalnya, badannya tinggi besar dan tegap, hidung sedikit mancung , tatapannya
tajam dan wajahnya gembul, rambut ikal, kulit
sawo matang, itulah ayahku. Ayahku adalah sosok kebanggaanku, hari- hari di
masa kecilku begitu indah, penuh kasih sayang dan cintanya.
Ayahku
adalah sosok yang rajin beribadah, sholat lima waktu , sholat tahajut selalu
dikerjakan, puasa senin kamis juga selalu dikerjakan, selalu menolong sesama,
dan selalu menolong saudara kandung baik dari ayahku maupun dari ibuku,
diperlakukan sama oleh ayahku. Ayahku sangat menyayangi anak, istri bahkan
cucu-cucunya, menyayangi ayah ibunya (kakek dan nenekku) dan saudara-saudara
kandungnya (pakde dan bude). Bila pagi usai subuh beliau membantu ibuku membuat
kopi dan teh serta susu untuk sejumlah orang yang ada di rumah. Ada mbah
putri (mbah dari Ibuku), ayahku, ibuku, tiga kakaku; mba titik, mba puji, mas
dodo, aku dan tiga adik ku; kunti, imam dan budi. Mbah putri, ayah dan ibu serta
kakaku minum kopi dan aku dan adikku
kunti minum teh sedangkan dua adik
kecilku imam dan si bungsu budi minum susu dan dengan disediakan panganan
seadanya singkong goreng atau pisang goreng.
Pagi
hari ayahku selalu menciptakan suasana ceria, senyumnya lebar dan memberi kami
semangat untuk bersekolah. Pukul 06.15, kami mulai mandi satu persatu, ayah ku
sibuk membantu menyiapkan kaus kaki untuk kami, saat itu tahun 1983 aku masih kelas 5 dan dua adikku masih kelas 3
dan 1 SD dan bungsu belum sekolah. Pukul
6.45 kami sarapan bersama, selesai sarapan kami siap sekolah dan ibuku membagi
uang jajan. Begitulah hari-hari kami, kami lalui dengan semangat dan bahagia.
Kala
sore hari ayah kami sering megajak kami jalan-jalan naik motor sampai lapangan
kota kecamatan kalirejo, si bungsu dan kakak bungsu di depan aku dan adikku di belakang. Apalagi bila
musim duren tiba, kami selalu merajuk,”ayah..ayah.. beli duren,”Ya nanti jawab
ayahku. Sorenya pun kami ke pasar untuk membeli duren.
Kala
malam, sesudah sholat magrib kami makan bersama, setelah makan kami bercengkerama,
ayah selalu menyuguhkan cerita-cerita lucu sehingga kami tertawa
terbahak-bahak. Ada cerita masa kecilnya, cerita tentang dunia gaib, dan kadang
cerita tentang binatang. Setelah beristirahat dan bercanda ria, ayah menunggui
kami untuk belajar, ayah tidak pernah memaksa kami untuk berlama-lama belajar
cukup 10 sd 15 menit yang penting bermakna.
Saat
kemarau tiba, kami mandi di sungai, di dekat hulu sungai masih lumayan airnya untuk
mandi, aku adikku kunti, imam, dan budi di bonceng motor oleh ayah untuk mandi di sungai, sampai di sungai tidak
sabar kami langsung nyebur ke sungai, “ayo siapa mau ayah berenangkan” kata
ayah ku, "aku..aku..."kami berebut untuk diberenangkankan, satu persatu kami di
berenangkan oleh ayah, dipegang ketiak dan kedua bahu lalu dijalankan di atas
air dari ujung sampai ujung, kira-kira 25 Meter secara bergantian. Terlihat
ayahku sangat lelah tetapi kami sangat senang dan berseru, lagi ayah, lagi ayah…
tetapi ayahku sudah kecapekan dan kami lanjutkan mandi sambil bersenda gurau.
Menginjak
remaja ayahku selalu menjadi sahabat untuk semua anak-anaknya, kami bisa
ngobrol apa saja dengan ayah tentang teman, tentang kebutuhan dan yang lainnya.
Ayahku sangat memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, kami tidak pernah kekurangan
dalam hal apapun, perhatian dan kebutuhan materi selalu tercukupi.
Karier
ayahku di mulai dari guru SD di jawa, di wilayah provinsi semarang, kemudian
sekitar tahun 1965 ayahku merantau di daerah lampung, yaitu Negara Bumi Ilir,
ayah ku tetap menjadi guru SD, stelah kelahiranku tahun 1972 ayahku pindah di
desa kalirejo lampung tengah. Ayahku jadi kepala sekolah, tahun 75 ayahku
menjadi pengawas SD, tahun 1980 sd tahun 1995 ayahku menjadi Kepala Dinas Kantor
Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kalirejo, tahun 1995 sd 1999 menjadi
pengawas Tingkat SMP dan SMA.
Sebagai
seorang abdi Negara ayahku sangat disiplin, selalu bekerja tepat waktu dan
menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Sebagai abdi Negara ayahku juga selalu
mengembangkan diri, di usia sekitar 40 tahun ayahku menyelesaikan pendidikan
setara D2, dengan gelar BA, kemuadian tahun sekitar tahun 1987 di usia 48 ayahku masuk kuliah S1dan selesai 1989. Prestasi
ayahku yang cemerlang pada tahun 1980 ayahku dan teman-temannya mendirikan
Sekolah Pendidikan Guru (SPG Muhammadiyah) Kalirejo namanya. Ayahku sangat mencintai
dunia pendidikan, ayahku berusah mengembangkan sekolah dengan memenuhi
fasilitas pendidkkan baik gedung maupun sarana penujang lainnya. Pada tahun
1990 SPG oleh pemerintah ditiadakan, kemudian tahun 1990 SPG Muhammadiah
Kalirejo menjadi STM Muhammadiyah Kalirejo, sekolah STM ini alhamdulillah masih berjaya sampai sekarang. Tetapi ayahku sudah tidak berkiprah
lagi di sekolah tersebut sejak tahun 1990 karena sudah ingin isttirahat. Pada tahun 1999 ayah pensiun,
ayahku mengisi hari-hari dengan membantu momong anak-anak kami, memantau dan
mengantar sekolah, sungguh luar biasa jasa ayah kami.
Merpati
tak pernah ingkar janji, itu kata-kata yang tepat untuk ayah ku, Awal tahun 2013
ibuku terkena stroke, saat itu usia ibuku 76 dan
ayah ku 78, ayah ku sudah 2 kali oprasi prostat, keadaan dirinya pun sudah tak
sekuat dulu, tetapi beliau begitu
telaten melayani ibu dan setia menemani, apapun yang ibuku ingikan, ayah selalu
berusaha untuk memenuhi keinginannya, ayah ku benar-benar menjaga hati ibuku,
supaya tetap sehat dan tenang.
Tahun
2015, mendung begitu kelabu, ayah kami sudah lima hari sakit, beliau tampak
tenang dalam sakitnya, tidak mengeluh sedikitpun, hari itu 05 September 2015 takdir
sudah berlaku untuknya, Tuhan memanggilnya, dalam kesempurnaan sebagai seorang
hamba, dan sebagai suami, sebagai orang tua dan sebagai sesama. Aku tidak dapat
berkata-kata, tetapi di dada ini terasa sakit, aku ingin ada cerita lagi ayah,
aku belum ingin cerita kita usai, tetapi Alloh lebih sayang pada ayahku. Orang yang paling ku sayangi sudah pergi… tetapi
sejauh apapun beliau pergi terhalang ruang dan waktu, ayah tetap selalu ada di hatiku, dan contoh perilaku dalam hidupnya selalu hidup di
hati kami, menyayangi saudara, bertanggung jawab dalam keluarga, dan menyayangi
sesama.
Tak
terasa air mataku bercucuran saat menulis bait terakhir, seandainya aku bisa
memelukmu sekali lagi ayah...
Lagu ada band terus mengalir merdu
Andaikan detik itu Kan
bergulir kembali
Ku rindukan suasana Basuh
jiwa ku
Membahagiakan aku..yang
haus akan kasih dan sayangmu
tuk wujudkan sesuatu
yang pernah terlewati
Siti Rohani
SMP Negeri I Kalirejo
Lampung Tengah
Provinsi Lampung
Foto Ayah dan Ibuku
6 Komentar:
Pengabdian sempurna seorang Ayah...masya Allah . Insha Allah jannah 👍👍
Terimakasih Bu🙏❤
Masya Allah..keren, keren
Masa kecil yg indah
Terimakasih Bu Marfiyah...🙏
Sayang bapa dan ibu sepanjang zaman
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda