Jumat, 31 Desember 2021

AKU DAN TOKOH IDOLA KU

 

AYAHKU IDOLAKU

Tuhan tolonglah..

Sampaikan sejuta sayangku untuknya

Ku terus berjanji..tak kan hianati pintanya

Ayah dengarlah …

Betapa sesungguhnya ku mencintaimu

Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Lagu ada band masih terdengar indah di telingaku dari aplikasi youtube, tiada bosan aku mendengarkan lagu tentang sosok ayah. Begitu banyak kenangan terpatri dalam ingatanku bersama ayah. Masrur namanya, sosoknya terlihat garang bagi yang belum mengenalnya, badannya tinggi besar dan tegap, hidung sedikit mancung , tatapannya tajam dan wajahnya  gembul, rambut ikal, kulit sawo matang, itulah ayahku. Ayahku adalah sosok kebanggaanku, hari- hari di masa kecilku begitu indah, penuh kasih sayang dan cintanya.

Ayahku adalah sosok yang rajin beribadah, sholat lima waktu , sholat tahajut selalu dikerjakan, puasa senin kamis juga selalu dikerjakan, selalu menolong sesama, dan selalu menolong saudara kandung baik dari ayahku maupun dari ibuku, diperlakukan sama oleh ayahku. Ayahku sangat menyayangi anak, istri bahkan cucu-cucunya, menyayangi ayah ibunya (kakek dan nenekku) dan saudara-saudara kandungnya (pakde dan bude). Bila pagi usai subuh beliau membantu ibuku membuat kopi dan  teh serta susu untuk  sejumlah orang yang ada di rumah. Ada mbah putri (mbah dari Ibuku), ayahku, ibuku, tiga kakaku; mba titik, mba puji, mas dodo, aku dan tiga adik ku; kunti, imam dan budi. Mbah putri, ayah dan ibu serta kakaku  minum kopi dan aku dan adikku kunti minum  teh sedangkan dua adik kecilku imam dan si bungsu budi minum susu dan dengan disediakan panganan seadanya singkong goreng atau pisang goreng.

Pagi hari ayahku selalu menciptakan suasana ceria, senyumnya lebar dan memberi kami semangat untuk bersekolah. Pukul 06.15, kami mulai mandi satu persatu, ayah ku sibuk membantu menyiapkan kaus kaki untuk kami, saat itu tahun 1983  aku masih kelas 5 dan dua adikku masih kelas 3 dan 1 SD dan bungsu belum sekolah.  Pukul 6.45 kami sarapan bersama, selesai sarapan kami siap sekolah dan ibuku membagi uang jajan. Begitulah hari-hari kami, kami lalui dengan semangat dan bahagia.

Kala sore hari ayah kami sering megajak kami jalan-jalan naik motor sampai lapangan kota kecamatan kalirejo, si bungsu dan kakak bungsu  di depan aku dan adikku di belakang. Apalagi bila musim duren tiba, kami selalu merajuk,”ayah..ayah.. beli duren,”Ya nanti jawab ayahku. Sorenya pun kami ke pasar untuk membeli duren.

Kala malam, sesudah sholat magrib kami makan bersama, setelah makan kami bercengkerama, ayah selalu menyuguhkan cerita-cerita lucu sehingga kami tertawa terbahak-bahak. Ada cerita masa kecilnya, cerita tentang dunia gaib, dan kadang cerita tentang binatang. Setelah beristirahat dan bercanda ria, ayah menunggui kami untuk belajar, ayah tidak pernah memaksa kami untuk berlama-lama belajar cukup 10 sd 15 menit yang penting bermakna.

Saat kemarau tiba, kami mandi di sungai, di dekat hulu sungai masih lumayan airnya untuk mandi, aku adikku kunti, imam, dan budi di bonceng motor oleh ayah untuk mandi di sungai, sampai di sungai tidak sabar kami langsung nyebur ke sungai, “ayo siapa mau ayah berenangkan” kata ayah ku, "aku..aku..."kami berebut untuk diberenangkankan, satu persatu kami di berenangkan oleh ayah, dipegang ketiak dan kedua bahu lalu dijalankan di atas air dari ujung sampai ujung, kira-kira 25 Meter secara bergantian. Terlihat ayahku sangat lelah tetapi kami sangat senang dan berseru, lagi ayah, lagi ayah… tetapi ayahku sudah kecapekan dan kami lanjutkan mandi sambil bersenda gurau.

Menginjak remaja ayahku selalu menjadi sahabat untuk semua anak-anaknya, kami bisa ngobrol apa saja dengan ayah tentang teman, tentang kebutuhan dan yang lainnya. Ayahku sangat memperhatikan kebutuhan anak-anaknya, kami tidak pernah kekurangan dalam hal apapun, perhatian dan kebutuhan materi selalu tercukupi.

Karier ayahku di mulai dari guru SD di jawa, di wilayah provinsi semarang, kemudian sekitar tahun 1965 ayahku merantau di daerah lampung, yaitu Negara Bumi Ilir, ayah ku tetap menjadi guru SD, stelah kelahiranku tahun 1972 ayahku pindah di desa kalirejo lampung tengah. Ayahku jadi kepala sekolah, tahun 75 ayahku menjadi pengawas SD, tahun 1980 sd tahun 1995 ayahku menjadi Kepala Dinas  Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kalirejo, tahun 1995 sd 1999 menjadi pengawas Tingkat SMP dan SMA.

Sebagai seorang abdi Negara ayahku sangat disiplin, selalu bekerja tepat waktu dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Sebagai abdi Negara ayahku juga selalu mengembangkan diri, di usia sekitar 40 tahun ayahku menyelesaikan pendidikan setara D2, dengan gelar BA, kemuadian tahun sekitar tahun 1987 di usia 48  ayahku masuk kuliah S1dan selesai 1989. Prestasi ayahku yang cemerlang pada tahun 1980 ayahku dan teman-temannya mendirikan Sekolah Pendidikan Guru (SPG Muhammadiyah) Kalirejo namanya. Ayahku sangat mencintai dunia pendidikan, ayahku berusah mengembangkan sekolah dengan memenuhi fasilitas pendidkkan baik gedung maupun sarana penujang lainnya. Pada tahun 1990 SPG oleh pemerintah ditiadakan, kemudian tahun 1990 SPG Muhammadiah Kalirejo menjadi STM Muhammadiyah Kalirejo, sekolah STM ini alhamdulillah masih berjaya sampai sekarang. Tetapi ayahku sudah tidak berkiprah lagi di sekolah tersebut sejak tahun 1990 karena sudah ingin isttirahat. Pada tahun 1999 ayah pensiun, ayahku mengisi hari-hari dengan membantu momong anak-anak kami, memantau dan mengantar sekolah, sungguh luar biasa jasa ayah kami.

Merpati tak pernah ingkar janji, itu kata-kata yang tepat untuk ayah ku, Awal tahun 2013 ibuku terkena stroke, saat itu usia ibuku 76  dan ayah ku 78, ayah ku sudah 2 kali oprasi prostat, keadaan dirinya pun sudah tak sekuat dulu, tetapi beliau  begitu telaten melayani ibu dan setia menemani, apapun yang ibuku ingikan, ayah selalu berusaha untuk memenuhi keinginannya, ayah ku benar-benar menjaga hati ibuku, supaya tetap sehat dan tenang.

Tahun 2015, mendung begitu kelabu, ayah kami sudah lima hari sakit, beliau tampak tenang dalam sakitnya, tidak mengeluh sedikitpun, hari itu 05 September 2015 takdir sudah berlaku untuknya, Tuhan memanggilnya, dalam kesempurnaan sebagai seorang hamba, dan sebagai suami, sebagai orang tua dan sebagai sesama. Aku tidak dapat berkata-kata, tetapi di dada ini terasa sakit, aku ingin ada cerita lagi ayah, aku belum ingin cerita kita usai, tetapi Alloh lebih sayang pada ayahku.  Orang yang paling ku sayangi sudah pergi… tetapi sejauh apapun beliau pergi terhalang ruang dan waktu, ayah tetap selalu ada di hatiku, dan  contoh perilaku dalam hidupnya selalu hidup di hati kami, menyayangi saudara, bertanggung jawab dalam keluarga, dan menyayangi sesama.

Tak terasa air mataku bercucuran saat menulis bait terakhir, seandainya aku bisa memelukmu sekali lagi ayah...

Lagu ada band terus mengalir merdu

Andaikan detik itu Kan bergulir kembali

Ku rindukan suasana Basuh jiwa ku

Membahagiakan aku..yang haus akan kasih dan sayangmu

tuk wujudkan sesuatu yang pernah terlewati

Penulis

Siti Rohani 

SMP Negeri I Kalirejo

Lampung Tengah

Provinsi Lampung

                                                                            Foto Ayah dan Ibuku

 

6 Komentar:

Pada 31 Desember 2021 pukul 03.34 , Blogger azdinmama mengatakan...

Pengabdian sempurna seorang Ayah...masya Allah . Insha Allah jannah 👍👍

 
Pada 31 Desember 2021 pukul 03.53 , Blogger Siti rohani mengatakan...

Terimakasih Bu🙏❤

 
Pada 21 Februari 2022 pukul 03.59 , Blogger azdinmama mengatakan...

Masya Allah..keren, keren

 
Pada 21 Februari 2022 pukul 04.01 , Blogger azdinmama mengatakan...

Masa kecil yg indah

 
Pada 21 Februari 2022 pukul 04.07 , Blogger Siti rohani mengatakan...

Terimakasih Bu Marfiyah...🙏

 
Pada 22 Februari 2022 pukul 23.36 , Blogger Faridah mengatakan...

Sayang bapa dan ibu sepanjang zaman

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda