“How to be The F1.”
“How to be The F1.”
Malam ini adalah malam ke empat mengikuti pelatihan menulis yang di prakarsai PGRI, tepatnya bukan malas ..tetapi malam ini kepalaku benar-benar terasa sakit, mataku juga berat rasanya untuk melihat HP dan leptop. Sebenarnya sangat ingin mengikuti dan mengirim pertaanyaaan, rasa hati ingin memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. Ya sudahlah santai saja, kan masih ada hari esok, pikirku. Tetapi ternyata prediksiku salah esok hari kepalaku masih terasa sakit dan belum bisa berketak ketik untuk mengumpulkan resume.
Sore ini
26 Januari 2022, pukul 04. 53 aku baru bisa mulai membuka leptop dan berusaha
menyelesaikan resume pelatihan ke empat. Dalam hati tertawa, sepertinya aku
siswa terbodoh di kelas, kalau dalam suatu kelas siswa berjumlah 32, akulah ranking 32 dari 32 siswa, tapi
tak apalah yang penting aku mengumpulkan tugas walau paling akhir.
Pada
pelatihan ke lima ini dibuka oleh Ibu Widya Setianingsih sebagai moderator berpasangan
dengan pemateri Ibu Maesaroh, M.Pd. Sungguh pasangan yang serasi, muda dan
berprestasi, pokoknya top markotop.
Bu Widya
pun sangat bangga bisa menemani Bu Maesaroh, M.Pd, itu diungkapakan saat
membuka pelatihan “Saya sangat bersyukur malam ini saya berkesempatan
mendampingi narasumber kita. Seorang bloger, motivator dan novelis. Seorang
guru muda yang multitalenta. The Queen of Diction. Ratu Diksi”, saya
menyebutnya demikian” karena kepiawaian Beliau merangkai kata-kata indah sarat
makna” dalam sambutannya.
Materi
pokok malam ini “bagaimana menulis resume yang baik, dan menjadi F1.”
Seperti
pada pertemuan- pertemuan sebelumnya, acara kita terdiri dari:
Pembukaan dilanjutkan dengan Pemaparan materi kemudian Tanya jawab dan terakhir Penutup
Sambil
menunggu narasumber bersiap-siap, Bu
Widya Setianingsih mengirim sebuah puisi indah karya indah Bu Maesaroh dengan
judul “Senja Mengukir Cinta”
Senja Mengukir Cinta
Oleh: Maesaroh
Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.
Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut
dingin.
Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling
dalam.
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling
menawan.
Lebak, 20 Juni 2021
Sepertinya
puisi Bu Mei menceritakan tentang sebuah
kerinduan yang mendalam, pada siapa? Hanya Bu Mei yang tau, he..he..
Pada
sesi perkenalan dalam pelatihan ini Bu
Maesaroh, M.Pd. memberi motivasi, semangat, dan doa Semoga semua pesrta
pelatihan gelombang 23 dan 24 tetap sehat,
semangat, dan selalu dalam lindungan Sang Pencipta. Dan dilanjutkan dengan mengenalkan,
“nama saya Maesaroh, nama Panggung Saya
Blogger Millenial dan nama pena saya Maydearly” tuturnya. Beliau berasal dari
Provinsi Banten, tepatnya dari Kota Lebak. Salah satu kota yang kaya akan
budaya. Di kenal dengan motto Lebak Unique karena kami mendiami tempat yang
benar2 Unik. Suatu kekayaan lokal yang
kami miliki adalah Tanah Baduy. Yang mungkin
tak asing bagi banyak orang jika mendengar Suku Baduy
Dalam
perkenalannya Beliau memohon maaf, karena
hadir tanpa melampirkan CV, “biarlah menjadi seorang Secret Narsum saja”tutur
Beliau. Bagi yang penasaran, jika
mencari nya, datang saja ke tanah baduy, karena beliau bertetangga denagn suku
baduy.
Pada
kegiatan inti, materi yang beliau sampaikan adalah “How
to be The F1.”
Dan Beliau menilai antusiasme peserta pelatihan gelombang 23 dan 24 ini sangat luarbiasa karena dalam satu malam bisa
terkumpul 30 lebih resume, sebuah resume terbanyak sepanjang kelase menulis.
Beliau adalah alumni gelombang 18, yang pada saat itu menjadi pelopor penulis resume tercepat. Yang karena kecepatan itu, Beliau diberikan mandat untuk menjadi ketua kelas, hingga kemudian lulus di pertemuan 22, dengan durasi menulis buku dalam 2 hari. Materi menulis resume cepat itu Beliau bagikan pada pelatihan menulis pada gelombang 19, 20, 21, dan 22.
1. 1. Mengapa
perlu cepat menulis di blog?
Dalam
pandangan saya, sebagai seorang bloger pemula kita perlu mengenalkan aroma tulisan
kita pada khalayak ramai. Beliau selalu memiliki mind set, apabila kita
menempatkan tulisan kita di urutan teratas, besar kemungkinan kita akan
memiliki pengunjung paling banyak. “Berkaca dari pengalaman saya, ketika berada
di gelombang 18, Resume perdana saya pada pertemuan pertama ada di nomor 1, dan
hal itu menarik minat seluruh peserta di WAG Menulis untuk berselancar di blog
saya”, ujar beliau berbagi pengalaman kepada peserta belajar menulis gelombang
23 dan 24.
Selanjutnya
Beliau menuturkan “Dalam waktu 24 jam, blog saya berhasil di kunjungi oleh 220
viewers dengan 54 komentar positif.” Hal…Wow 220 viewers man... kereen... keren….
2. 2. Harus
seperti apa menulis resume itu?
- Amati materi dari Narasumber dengan baik, Tiru bahasa Narsum dengan tehnik parafrase, dan modifikasi menjadi bahasa sendiri (ATM) Amati, Tiru, Modifikasi, Ingat, bahasa yang kita tulis adalah bahasa gubahan dari Narasumber. So, we must think hard!Memodifikasi Bahasa Narsum dengan gaya bahasa sendiri. Jangan Copy Paste Bahasa Narasumber secara menyeluruh.
- . Jika kita akan meniru bahasa Narsum, maka sisipkan. Menurut Pak/Bu.....Atau dengan memberi tanda (") dengan tulisan cetak miring.
- Hindari Copy Paste seluruh materi Narsum. Artinya, perlu keterampilan dalam mengolah bahasa menjadi bahasa sendiri yang memiliki poin sama dengan yang disampaikan oleh Narasumber.
- f.
Kembangkan
materi dengan relevansi sumber lain yang berhubungan dengan materi tersebut. Dan
pasti, perlu kesiapan untuk menulis resume.
https://notesewi.blogspot.com/2021/08/mengenal-penerbit-mayor.html
Link di
atas adalah contoh resume Tim Solid bu Helwiyah dari gelombang 20, Yang
terpenting dari menulis resume adalah membuatnya dengan gaya bahasa sendiri.
Kenapa ini menjadi keharusan? Sejatinya seorang penulis yang baik, adalah
penulis yang memiliki karakter dalam tulisannya. Sebagaimana Indonesia adalah
negara yang kaya akan keragaman bahasa, maka bahasa yang baik, adalah bahasa
yang mempertahankan keindahan bahasanya sendiri.
Seperti
saya, “yang sedari dulu senang dengan bahasa diksi banyak membuka peluang untuk
memperluas komunitas menulis,” dan “ Salah satu alasan di undang menjadi
Narsum, menjadi founder kelas diksi, menjadi kurator, dan menjadi editor.”
Tutur Beliau.
Menurut
Bu Maesaroh M.Pd, yang dilakukan seorang
penulis adalah:
- . Intinya
be your self Tulislah apa yang kita senangi dan apa yang kita mampu. Untuk menjadi penulis yang handal, kita harus
mengatur pola pikir kita. Untuk menjadi penulis, tentunya tujuan utama kita
adalah agar tulisan kita ada yang baca.
- . Tidak
mudah membuat banyak orang tertarik dengan dunia literasi, terkadang banyak
tulisan yang berserak di WAG. Namun ada yang membaca dan banyak pula yang
mengabaikan. Untuk itu, seorang penulis harus memiliki karakter, karena
terkadang ada saja yang mau membaca tulisan bergantung pada siapa penulisnya. Disini
kita semua adalah penulis, namun tak jarang jika semua dari kita saling membaca
tulisan satu sama lain. Berbeda ketika ada seorang penulis yang sudah terkenal
seperti Tere Liye misalnya, tanpa beliau suruh, kita pasti mencari Tulisannya. Itulah
sebabnya mengapa kita harus memiliki karakter dalam menulis. Harus memiliki
kekhasan dalam bahasa tulisa.
- . Menyisipkan
sebuah kutipan pada resum, hal ini penting untuk menambah bumbu dalam tulisan
kita.
- . Hal
yang paling sering didapati dari tiap gelombang pelatihan menulis adalah temuan
plagiarisme. Di setiap gelombang selalu ada saja peserta yang menduplikasi
tulisan temannya. Hal ini tidak baik, karena dapat melemahkan mental peserta
lainnya
- Sebagai penutu materi, Beliau menyampaikan beberapa poin penting untuk menjadi penulis handal, kita harus memupuk mental baja dalam menulis dengan cara:
- . Tanamkan
sikap percaya diri. Jangan merasa malu, karena tulisan yang kita anggap jelek
akan menjadi luarbiasa bagi mereka yang tidak pernah belajar menulis.
- . Siap
dengan segala kritikan. Meskipun terkadang budaya memuji lebih banyak dari
budaya mengkritik, namun pujian itu harus membuat kita semakin memperbaiki
tulisan.
- .
Bangunlah tulisan di berbagai Blog. Hal ini
amat perlu karena terkadang orang akan bosan melihat penampilan kita yang itu2
saja. Ibarat memakai baju, tentu orang akan bosan jika baju yang kita pakai
hanya warna hijau saja.
d.
Yang
terpenting dari semua poin yang Beliau sampaikan adalah mulailah menulis,
mencoba menulis dan menulis. Menulislah dengan gaya sendiri, jika terasa sulit
kuncinya hanya menulis dan teruslah menulis semakin sering semakin terampil, menulislah
dengan kekhasan, sampai orang mencari tulisanmu.
Di Quotes By Maesaroh
"Jadilah manusia cerdas yang siap menerima perubahan"
Penulis
Siti Rohani, S.Pd. M.M
SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah
2 Komentar:
Mantap bu Rohani...F1..never stop het it..semangat...🤩🤩🤩
Terimakasih Bu Yanti..
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda