Senin, 31 Januari 2022

MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU

 

FEBRUARI ROMANTIS
Sekitar pukul 13.50, Narasumber malam ini sudah diuploud  di grup WhatsApp. Wah...Narasumbernya seorang profesor, Profesor Richardus Eko Indrajit namanya. 
Senengnya bisa ketemu Profesor, jadi ingat zaman kuliah. Rasanya seperti kuliah , ini juga Kuliah si..khusus menulis secara on line. 
Malam ini malam ke 7 mengikuti pelatihan menulis gelombang 23 dan 24. Aku berharap malam ini resume ku cepat selesai. 

Hujan  terus mengguyur kampungku, seakan berkata "aku ingin memakmurkan negerimu" supaya tanaman padi dan sayuran tumbuh subur, agar para petani dapat memanen tanaman dengan hasil yang berlimpah.

Cuaca dingin tak mengurangi semangat ku untuk mengikuti pelatihan ini, walau sinyal tersendat-sendat dan putus nyambung, untuk membuka aplikasi WhatsApp di leptop saja memerlukan waktu 1,5 jam. Yah.. itulah sebuah perjuangan, untuk menulispun butuh perjuangan.

Tepat pukul 18.48 Bu Aam Nurhasanah sebagai moderatorpun memulai pelatihan. Untuk memulai pelatihan Bu AAm mengenalkan siapa Profesor Richardus Eko Indrajit melalui CV Beliau. Selain dikenal sebagai sosok penggerak riset informatika dan teknologi digital, Eko Indrajit adalah narasumber yang aktif di berbagai seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di dalam maupun luar negeri. Kini, ia tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan menjadi Ketua Smart Learning and Character Center (PSLCC) PGRI yang berperan melakukan pengembangan profesi guru  dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi.

Mengenal lebih dalam Profesor Richardus Eko Indrajit

1. Pendidikan

Richardus Eko Indrajit menempuh pendidikan sarjana hingga menerima gelar insinyur dengan predikat cum laude dari Institut Tekno;ogi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Indonesia dan Master of Applied Computer Science dari Harvard University (Amerika Serikat). Selain itu, ia menempuh studi di Maastricht School of Management (Belanda), Leicester University (Inggris), STIKOM London School of Public Relation (Indonesia), dan menerima gelar Master of Information Technology di Swiss-German University (Indonesia). Gelar Doctor of Bussiness Administration diperoleh dari the University of the City of Manila (Filipina) dan The University of Information Technology and Management (Polandia). Ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang Komputer di Perbanas Institute. Pada tahun 2021, ia menyelesaikan studi Doktor Teknologi Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta.  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit#cite_note-11.

2. Karier

Selepas menempuh pendidikan di luar negeri, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Prosys Bangun Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta Consulting Group, Soedarpo Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama. Lalu, ia mendirikan perusahaan konsultan teknologi informasi independen yang banyak membantu banyak perusahaan swasta maupun pemerintah. Eko Indrajit juga pernah menjadi Staf Khusus Menpora Republik Indonesia (2013-2014)  

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit#cite_note-11.

Internet Infrastructure. Selain itu, pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) seluruh Indonesia selama dua periode 2006-2010, dan 2010-2014. Ia juga pernah tergabung dalam Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia sebagai Ketua Bidang Sertifikasi, Faculty Member Bank Indonesia Institute, International Association of Software Architect, Ketua Tim Pakar IT Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Sertifikasi Sektoral Bidang Telematika BSNP.  https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit#cite_note-11.

3. Keluarga

Profesor Eko Indrajit menikah dengan Lisa Ariyanto anak bungsu dari penyanyi legendaris Indonesia A. Riyantodan dikaruniai empat orang anak.

4. Reformasi Sektor Pendidikan

Profesor Eko Indrajit juga pernah menjabat Sekretaris  Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kemendikbud.Kiprahnya dalam dunia pendidikan tidak hanya di ruang kelas dalam universitas, namun terjun pula dalam berbagai program peningkatan kompetensi guru. Ia bergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan menginisiasi PGRI Smart Learning and Character Center, yang berpusat di Gedung Guru Indonesia, PB PGRI, Jalan Tanah Abang III/24 Jakarta Pusat.

5. Penghargaan

1. Prestasi Kepemimpinan Bidang Keamanan Informasi Asia-Pasifik (ISLA) ISC2 

3. Cendekia Cipta Pradana dari Pengurus Besar PGRI

Dalam kesempatan ini Bu Aampun mengenalkan sebuah penerbit yaitu Penerbit Mayor PT Andi. "Tidak hanya buku fisik. Penerbit Mayor PT Andi juga menyiapkan ebooks atau buku digitalnya"

Profesor Richardus pada pertemuan kali sharing pengalaman Beliau berinteraksi dengan para guru-guru hebat, yang awalnya ragu untuk menulis, tapi akhirnya berhasil menjadi penulis yang hebat.

"Saya mulai senang menulis itu semenjak tahun 1999, ketika itu usia saya adalah 30 tahun. Yang membuat saya menjadi seorang penulis adalah sejumlah mahasiswa saya yang mendesak agar saya menuliskan hal-hal baru pasca kerusuhan Mei 1998, akibat mereka tidak lagi sanggup membeli buku-buku terbitan luar negeri yang mahal harganya (ingat ketika itu nilai dolar melambung tinggi tak terkendali.)" ujar Beliau

ketika ditanya dari mana saya mulai mendapatkan ide menulis? "Ketika itu belum ada internet seperti sekarang. Yang saya lakukan adalah pergi ke perpustakaan, mencari buku-buku bahasa Inggris yang berisi ilmu mengenai IT, dan membacanya." jawab beliau"Setiap saya menemukan satu gambar yang menarik, saya ringkas isinya, dan saya sampaikan dalam Bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Biasanya setiap satu artikel saya menjelaskan mengenai satu gambar diagram dalam 3-5 halaman." lanjutnya.

Beliaupun menceritakan setelah kurang lebih 3 bulan, tak terasa Beliau telah menulis mengenai 50 diagram, atau 50 artikel. Semula iseng-iseng saja merangkumnya menjadi satu buku bunga rampai (campuran artikel seputar IT), dan mengirimkannya ke Gramedia. Eh.... Beliau juga terkejut  ternyata bukunya diborong banyak orang (terutama mahasiswaa), dan sampai dicetak ulang 3 kali dalam setahun. Setelah peristiwa ini, Beliau menjadi ketagihan menulis.

Yang menarik adalah peristiwa yang terjadi setelah menulis. Begitu banyak panggilan dari sana sini untuk mengisi seminar. Cita-cita saya semenjak kecil untuk dapat keliling Indonesia gratis pun tercapai. Saya mulai kerap mengisi berbagai seminar di sejumlah kota-kota di Indonesia.

"Akhirnya semenjak tahun 2000, saya konsisten menulis buku. Paling tidak ketika itu, dalam satu tahun saya menerbitkan 2-3 buku."lanjut Beliau.

"Setelah diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo, " sayapun mencoba penerbit lain untuk menerbitkan buku-buku saya, "Ternyata Penerbit ANDI Yogyakarta tertarik pula untuk menerbitkannya. Buku saya yang berjudul E-Government". '"Publikasi Penerbit ANDI, menjadi salah satu yang sangat populer hingga saat ini. Karena ketika itu, belum banyak buku referensi yang membicarakannya, padahal di Indonesia isu terkait E-Government sedang hangat-hangatnya. Ingat, pada saat itu, internet belum semaju sekarang.."Sehingga saya harus mencari sumber bacaan dari sana sini.

Beliau menceritakan lagi Ada satu peristiwa masa lalu yang menginspirasi Beliau untuk menyusun buku bersama dengan guru-guru hebat selama masa pandemi ini. Yaitu peristiwa yang terjadi di masa lalu, tepatnya ketika Beliau menjadi seorang asesor bagi Universitas Ahmad Dahlan. Ketika Beliau menjadi asesor di masa tersebut, Beliau diminta untuk mewawancara mahasiswa dari UAD, dan bertemulah Beliau dengan Sdr. Ardiansyah. Dia adalah mahasiswa yang pintar dan kritis. Pada saat itu Ardiansyah dan teman-teman sedang ketagihan menjadi praktisi open source, yaitu software-software gratis yang berkembang sebagai bentuk "protes" dari komunitas programmer dunia atas dominasi Microsoft yang harus berbayar mahal.

Sdr. Ardiansyah bercerita bahwa dia memiliki teman sekitar 20 orang yang masing-masing ahli di satu software open source karena sering menggunakannya. Mereka beranggapan bahwa apabila seluruh Indonesia tahu mengenai fenomena software gratis ini, akan majulah negara kita.

Mendengar itu, timbulah gagasan ide. Kami berkumpul di sebuah warung dekat Bandara Adi Sutjipto, dan membuat "ide gila". kemudian saya meminta masing-masing menulis satu buku sesuai dengan keahlian mereka, dan memberikannya kepada saya, dan kemudian saya edit, dan meminta sebuah perusahaan untuk mempublikasikannya, Tutur Eko Indrajit.

"Pada saat itu saya berfungsi sebagai penulis kedua, karena memiliki peran mengedit dan menyarankan tata struktur isinya. Terkejutlah kami ketika seluruh buku kami (kurang lebih 25 buah) disepakati untuk diterbitkan. Anak-anak UAD yang ketika itu mahasiswa terkajut, dan dunia persilatan heboh. Rektor UAD saat itu terkejut ketika mendapatkan para mahasiswa mereka berhasil menerbitkan buku bersama saya Inilah kumpulan buku yang dimaksud di masa itu, yang ditulis bersama para mahasiswa." lanjut Eko Indrajit.

"Setelah itu , saya pun semakin ketagihan menulis, karena merasa begitu besar manfaatnya bagi masyarakat," ujar  Eko Indrajit,"Selain Elexmedia Komputindo dan Penerbit ANDI, sayapun mulai menulis di penerbit lain seperti Grasindo, dan lain sebagainya."

"Perkenalan saya dengan teman-teman di Penerbit ANDI Yogyakarta dimulai dengan acara bedah buku yang berjudul E-Business. Di situ saya belajar banyak dari mereka bagaimana caranya membuat buku yang laku di pasaran. Pada saat itulah saya berguru dengan Penerbit ANDI untuk tulisan-tulisan berikutnya."lanjutnya lagi.

Cerita Profesor Eko Indrajit yang sangat mengharukan bagi saya adalah saat ayah Beliau pensiun, dan Ayah Beliau beliau ingin sekali mendarmabaktikan pengalamannya bekerja sebagai ahli logistik dengan cara menerbitkan buku. Akhirnya Profesor Eko Indrajit berduet dengan Ayahnya menyusun buku. Lahirlah buku-buku fenomenal terbitan berbagai penerbit mayor seperti: supply chain management, manajemen persediaan, manajemen outsourcing, manajemen e-procurement, dan business process reengineering. "Kecintaan kami berdua akan dunia perguruan tinggi melahirkan pula dua buku, yaitu Manajemen Perguruan Tinggi Moderen dan Welath Management bagi Perguruan Tinggi di Indonesia." ujar Profesor Eko Indrajit menutup Perjumpaan malam ini.

Melihat kisah ayah Beliau yang sudah pensiun baru menulis buku, menjadikan semangat saya untuk terus menulis, belajar dan berkarya di usia tua.

Dan yang membahagiakan saya malam ini beliau berkenan menulis bersama peserta pelatihan menulis gelombang 23 dan 24  MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU Dengan Tema " FEBRUARI ROMANTIS"


Penulis

Siti Rohani, S.Pd.M.M

SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah

Provinsi Lampung

9 Komentar:

Pada 31 Januari 2022 pukul 07.38 , Blogger Widuri mengatakan...

Lengkap resumenya bu

 
Pada 31 Januari 2022 pukul 07.45 , Blogger Siti rohani mengatakan...

Terimakasih Bu Widuri

 
Pada 31 Januari 2022 pukul 08.05 , Blogger QCYb_yanti mengatakan...

Oke resumenya bu..👍👍😊

 
Pada 31 Januari 2022 pukul 08.10 , Blogger Siti rohani mengatakan...

Terimakasih Bu Yanti..

 
Pada 31 Januari 2022 pukul 08.53 , Blogger Nuryani Nury mengatakan...

Semangat bu keren

 
Pada 31 Januari 2022 pukul 14.33 , Blogger Fransisco Xaverius Fernandez mengatakan...

Resume gaya tutur. Menarik dan bagus blognya... Lanjutkan!

 
Pada 31 Januari 2022 pukul 18.59 , Blogger Catatan Yusbi mengatakan...

Paket komplit, saya suka..saya suka

 
Pada 1 Februari 2022 pukul 04.57 , Blogger Endang Sriningsih mengatakan...

mantulll, semangat Bu ...

 
Pada 1 Februari 2022 pukul 07.08 , Blogger Ms Lily mengatakan...

lengkap dan rapi tulisannya

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda